English version
Documents
See also:

Memperkuat integritas dan transparansi untuk mengalahkan praktik kejahatan transnasional di Indonesia


Semarang (Indonesia), 29 September 2010
- Pada tanggal 9 Agustus 2010, Kepolisian Republik Indonesia, Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation dan UNODC menyelenggarakan lokakarya dengan judul "Spesialisasi Manajemen Standar Profesionalitas, Akuntabilitas dan Integritas". Lokakarya ini dihadiri oleh 47 pejabat senior dari Kepolisian Negara Republik Indonesia dan diresmikan oleh Komisaris Jenderal Polisi Nanan Soekarna.

Komisaris Jenderal Nanan Soekarna, yang berbicara di pembukaan acara, melihat lokakarya sebagai sarana untuk "melengkapi petugas dengan pengetahuan praktik terbaik internasional dalam bidang kemampuan kepemimpinan dan mengajarkan mereka strategi yang diperlukan untuk meningkatkan dan memperkuat tingkat profesionalisme dalam satuan polisi".


Lokakarya ini adalah yang pertama dari jenisnya dan tujuan lokakarya ini secara keseluruhan adalah untuk meningkatkan standar praktik terbaik di antara polisi. Nilai kepemimpinan ditegaskan oleh seorang polisi yang mewakili Pulau Sumbawa: "Pemimpin harus menetapkan contoh dalam integritas dan transparansi sehingga aparat lain dalam satuan secara otomatis akan mengikuti. pendekatan harus dari atas ke bawah."

Sebelum lokakarya standar professional, UNODC telah menyelenggarakan pelatihan pengelolaan kejahatan keuangan yang diselenggarakan di bulan Juli. Pelatihan ini dihadiri oleh 48 aparat penegak hokum dari Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.


Narendra Jatna, anggota Satuan Tugas Tindak Pidana Khusus di Kejaksaan Agung, menjelaskan: "Korupsi di Indonesia jauh lebih kompleks hari ini daripada pada tahun 1950-an maka dari itu pelatihan ini akan mencakup perkembangan terbaru di bidang kejahatan keuangan ".

Perkembangan terkini dalam kejahatan keuangan memiliki fokus baru pada suatu area yang sebelumnya diabaikan, yaitu pemulihan aset. Agen Federal Don Craill, Direktur Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation, mengatakan: "Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sampai ke titik di mana orang tidak memikirkan untuk hanya menangkap orang-orang karena mereka telah melakukan kejahatan tetapi juga melakukan penyitaan aset sebelum penangkapan. "


Dalam sebuah wawancara dengan UNODC, Ajun Komisaris Polisi Wahyu Sri Bintoro mengatakan bahwa "telah terjadi peningkatan besar dalam jumlah kejahatan keuangan yang dilakukan di Indonesia, tetapi pengetahuan belum memadai". Dia juga menekankan bahwa "jika aparat penegak hukum tidak didukung oleh pejabat yang jelas-jelas memahami aspek keuangan, kasus-kasus tersebut tentu saja akan tetap tak terpecahkan."

Menurut Mark Shaw, yang bertanggung jawab atas Pemrograman Terpadu dan Pengawasan Kantor Cabang di markas UNODC di Vienna, "untuk UNODC, memerangi kejahatan transnasional terorganisasi merupakan prioritas dan kami sangat senang menjadi agen utama dalam proyek tiga tahun ini. Kami berharap kami proyek ini dapat memberikan pengetahuan yang mutakhir kepada penegak hukum Indonesia. "

Kedua lokakarya ini diselenggarakan sebagai bagian dari program UNODC tentang Kejahatan Transnasional dan Peradilan Pidana, yang didukung oleh Uni Eropa. Program tiga tahun ini dilaksanakan di Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation, Semarang, Indonesia.