English version
See also:

Memperkuat upaya anti korupsi di Indonesia



Jakarta (Indonesia), 26 Januari 2011
- Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan berkenaan dengan Hari Anti Korupsi Internasional 2010, UNODC Indonesia menyelenggarakan beberapa kegiatan untuk mendukung perlawanan terhadap korupsi. Pada tanggal 22 Desember, UNODC mengadakan seminar tentang pencegahan korupsi dan keterlibatan masyarakat sipil.

Seminar ini dibuka oleh Bapak Teten Masduki , Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia, yang membahas tentang posisi Indonesia pada Indeks Persepsi Korupsi yang dirilis Transparency International. Beliau juga membahas tentang persepsi negatif tentang Indonesia yang diproyeksikan pada Political and Economic Risk Consultancy survey, sebuah survey tahunan tentang an annual survey of usaha eksekutif asing. Survey ini menyatakan bahwa Indonesia dan Thailand adalah negara dengan ekonomi paling korup di Asia.

Bapak Adnan Topan Husodo, Wakil Koordinatorr of Indonesia Corruption Watch, memberikan gambaran tentang sektor-sektor rawan korupsi sesuai dengan kegiatan monitoring yang dilakukan Indonesia Corruption Watch. Presentasi Bapak Adnan menjabarkan pola-pola korupsi di Indonesia oleh sektor industri. Beliau menyertakan statistik sehubungan dengang jumlah kerugian negara dan status beberapa kasus yang dalam penyelidikan.

Pembicara lain, Bapak Berry Nahdian Furqan, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, memberikan presentasi tentang status quo okorupsi lingkungan hidup di Indonesia. Presentasinya berbicara tentang modus operandi yang berbeda dari kejahatan lingkungan, termasuk pembalakan liar dan pertambangan ilegal serta bagaimana kejahatan tersebut sangat mempengaruhi kerugian negara, masyarakat lokal, dan lingkungan.



Sesi sore mengangkat bahasan tentang mencari solusi dalam perlawanan terhadap korupsi dan melihat apa yang dapat dilakukan oleh masyarakat sipil untuk memperkuat upaya pencegahan korupsi.

Bapak Guntur Kusmeyano, dari Subbidang Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi, menjelaskan tentang mandat dari Komisi Pemberantasan Korupsi dan apa yang termasuk dalam setiap mandat. Beliau menyebutkan bahwa peran masyarakat sipil dalam mendukung tugas Komisi Pemberantasan Korupsi sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang transparan.

Pembicara terakhir dari sesi sore adalah Bapak Bambang Harymurti, Wakil Ketua Dewan Pers, yang berbicara tentang reformasi dimana media telah memainkan peran penting menginisiasi dan memulai runtuhnya rezim orde baru. Beliau menjelaskan bahwa; "Media bertindak sebagai alat dalam memerangi korupsi . Pemerintah perlu menggunakan media yang lebih jika ingin benar-benar memberantas korupsi di Indonesia dan masyarakat sipil harus melakukan hal yang sama. Dukungan bahwa media dapat membantu hal ini dapat memobilisasi opini publik dan menyebarkan informasi kepada masyarakat yang berhak mengetahui kebenaran".

Para pembicara memberikan tinjauan yang komprehensif mengenai keseluruhan situasi dan memberikan masukan supaya forum ini dapat ditingkatakan di masa depan.

Seminar ini diselenggarakan sebagai bagian dari proyek yang didanai oleh Pemerintah Norwegia yang dirancang untuk memperkuat kapasitas lembaga anti korupsi di Indonesia. 56 lembaga swadaya masyarakat dari seluruh Indonesia berpartisipasi, termasuk 15 lembaga swadaya masyarakat yang menerima hibah langsung dari proyek ini.