English version
See also:

1000 peserta pelatihan berhasil lulus dari program pengembangan pelatih di Indonesia



Semarang (Indonesia), 26 Mei 2011 - Pada hari Jumat 19 Mei 2011, Inspektur Dua Polisi Tiwi Handayani, pelatih di Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi peserta ke-1000 yang lulus dari "Program Pengembangan Pelatih" UNODC di Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation. Program pengembangan pelatih ini merupakan suatu bagian integral dari proyek UNODC pada kejahatan transnasional dan peradilan pidana di Indonesia.

Program Pengembangan Pelatih ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas pelatih dari Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dan Kejaksaan Agung, yang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan memberikan pelatihan dalam penyelidikan, kejahatan transnasional, anti terorisme, intelijen, kepemimpinan dan standar profesional. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional peserta yang didorong untuk pada gilirannya 'melatih para pelatih' kembali di pusat pelatihan lembaga mereka masing-masing dan berbagi apa yang telah mereka pelajari.

Inspektur Dua Polisi Tiwi Handayani adalah salah satu dari 44 pelatih yang menyelesaikan tiga modul program pengembangan pelatih dimana didalamnya termasuk pelatihan lanjutan bagi pelatih yang bekerja di sektor penegakan hukum. Pada bulan November 2011, Ibu Tiwi Handayani akan pergi bersama-sama dengan peserta program ke Australia untuk menyelesaikan modul pelatihan akhir. Program modul terakhir adalah studi banding yang akan memungkinkan peserta untuk mengamati secara langsung metode pelatihan internasional.

Instruktur senior, Bapak Dick Barton dari Badan Peningkatan Perpolisian Nasional Britania Raya mengamati bahwa program ini, yang telah dirancang khusus untuk pelatih penegakan hukum dan diajarkan oleh polisi yang berpengalaman dan pendidik universitas dari Charles Sturt University Australia, "tidak diragukan lagi, ini adalah salah satu program yang paling mutakhir dan praktis dari jenis pelatihan dimana saja. "

Keterampilan baru dari beberapa peserta mulai digunakan bahkan sebelum program selesai. Bapak Ferdinand Andi Lolo dari Kejaksaan Agung memberikan pelajaran pada strategi anti-korupsi internasional pada lokakarya Manajemen Terpadu Korupsi, sedangkan Asisten Inspektur Polisi Arya Perdana memberikan sebuah pelajaran Program Investigasi Penyelundupan Manusia sebelum program itu sendiri selesai. Bapak Arya Perdana berkomentar bahwa "Sangat efektif untuk dapat menggunakan keterampilan dan teknik pelatihan baru yang saya dapatkan dari program ini."



Semua peserta pelatihan dievaluasi sebelum dan sesudah pelatihan dan yang mengesankan adalah bahwa evaluasi skor rata-rata 3.7 dari 5, dimana hal ini menunjukkan standar yang tinggi tingkat penyampaian pelatihan. Menariknya lagi, peserta menilai mereka mengalami peningkatan pengetahuan di 28 persen, sedangkan tes yang objektif mengenai peningkatan pengetahuan yang didapat pasca pelatihan mengungkapkan 56 persen peningkatan. Perhitungan ini dibangun di atas 70 persen peningkatan yang dicapai pada pelatihan modul 1 yang diadakan pada bulan Januari 2011 dan menunjukkan bahwa peserta belajar banyak selama program ini.

Peserta juga sepakat bahwa program ini memberikan pelatihan dan pembelajaran yang berkualitas tinggi. Bapak Ferdinand Andi Lolo menyimpulkan sesi terakhir dengan mengatakan bahwa: "Ini adalah program pelatihan terbaik yang pernah saya ikuti"



Proyek Kejahatan Transnasional dan Peradilan Pidana UNODC adalah proyek tiga tahun yang didanai oleh Uni Eropa dan dirancang untuk meningkatkan keamanan dengan mengembangkan kapasitas investigasi dan pengelolaan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan lembaga-lembaga penegak hukum lainnya. Dengan mengembangkan dan meningkatkan keterampilan para pelatih, proyek ini diharapkan dapat menciptakan efek penggandaan yang berkelanjutan, menjangkau seluruh Indonesia dan berlangsung selama bertahun-tahun yang akan datang.