English version
See also:

Para ahli lokal adalah kunci untuk keberlanjutan Proyek Kejahatan Transnasional dan Peradilan Pidana



Semarang (Indonesia), 27 June 2011 - Dalam waktu kurang dari 18 bulan, Proyek Kejahatan Transnasional dan Peradilan Pidana oleh Kantor Proyek UNODC Indonesia telah melatih lebih dari 1.000 peserta guna membantu meningkatkan kapasitas Kepolisian Negara Republik Indonesia dan lembaga-lembaga penegak hukum nasional lainnya untuk mendeteksi, mencegah dan menyelidiki kejahatan transnasional di negara ini.

Dirancang untuk menambah kapasitas dari Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) dalam melatih lembaga penegak hukum Indonesia, proyek ini bertujuan untuk melatih 1.000 orang lagi sebelum akhir 2012.

"Proyek ini dapat selesai pada akhir 2012", kata Greg Linsdell, Koordinator Proyek, Kejahatan Transnasional dan Peradilan Pidana, Kantor Semarang. "Tapi kami berharap bahwa pengaruhnya akan terus dirasakan di seluruh Indonesia sampai bertahun-tahun yang akan datang melalui program-program pengembangan pelatih dan para pelatih ahli lokal."

Bapak Ajit Joy, Country Manager UNODC, Kantor Indonesia, mengatakan bahwa keberlanjutan merupakan tujuan utama dari proyek ini. "Selain memberikan berbagai program pelatihan kejahatan transnasional internasional dan program pelatihan peradilan pidana, proyek ini memiliki investasi yang signifikan dalam modal manusia dan ini akan menjadi warisan abadi."

Salah satu dari enam Pelatih Ahli Kejahatan Transnasional adalah Bapak Gede Suardana, seorang perwira veteran di Kepolisian Negara Republik Indonesia. Akhir tahun ini, Ia akan ke luar negeri untuk pelatihan lebih lanjut dalam memerangi kejahatan transnasional. "Saya akan membawa kembali apa yang saya pelajari untuk berbagi dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation," katanya.



Bapak Budi Setiyono telah melakukan penelitian tentang korupsi dan telah terlibat dalam berbagai kegiatan anti korupsi dengan organisasi non-pemerintah dan jaringan universitas. "Dengan bergabung dengan program UNODC, saya tidak hanya akan dapat berbagi pengetahuan dan memperluas wawasan saya dan perspektif tentang korupsi, tetapi juga memajukan jaringan saya dalam pemberantasan korupsi."

Bapak Herbin Siahaan, pengacara yang berpengalaman, memiliki lebih dari 15 tahun pengalaman bekerja di kepolisian dan sektor reformasi keamanan, kejahatan transnasional, hak asasi manusia dan anti korupsi.

Ibu Yuni Haryanti, mantan manajer proyek untuk Grup Asia, akan memberikan pelatihan dalam pencucian uang dan kecurangan dalam kaitannya dengan penyelidikan kejahatan transnasional.

Bapak Arya Perdana, seorang Inspektur Senior Kepolisian Negara Republik Indonesia, telah melayani selama 10 tahun sebagai seorang polisi yang bekerja terutama pada kejahatan transnasional. Sebelum Ia bergabung dengan tim ini, Ia melakukan satu misi final di Pulau Natal di mana ia bekerja dengan Polisi Federal Australia pada penyelidikan penyelundupan manusia.

Bapak Imam Subandi, yang juga seorang veteran Kepolisian Negara Republik Indonesia dan memiliki latar belakang akademis dalam pencucian uang dan perannya dalam pendanaan terorisme di Indonesia, mengatakan: "Saya merasa beruntung menjadi bagian dari sebuah tim handal yang akan membantu memastikan keberlanjutan JCLEC sebagai pusat pelatihan internasional di masa depan. "